Harakah.id – Ratu Kalinyamat mengirimkan armada perangnya ke Malaka untuk menggempur Portugis. Ratu Kalinyamat juga mengembangkan bidang militer dengan menjalin hubungan kerja sama dengan kerajaan maritim lainnya seperti Aceh, Cirebon, Johor, dan Maluku.
Saat menjelaskan kota Jepara, kebanyakan dari kalangan masyarakat akan mengenang perjuangan RA Kartini. Ternyata, selain RA Kartini masih ada beberapa perempuan inspiratif yang berasal dari Jepara seperti Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat. Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat membawa kemajuan untuk Jepara dan perjuangan itu diteruskan oleh RA Kartini.
Dalam tradisi Jawa, terdapat konstruksi bahwa perempuan merupakan “konco wingking” bermaknateman belakang dan kelas kedua. Seorang perempuan cenderung ditempatkan di ruang domestik (urusan dalam rumah tangga) sebagaimana dalam ungkapan sumur, kasur dan dapur. Namun, tradisi itu terbantahkan dengan munculnya kepemimpinan wanita yang hebat di daerah Jepara yaitu Ratu Kalinyamat yang menjadi tokoh penting di Jepara dan membawa Jepara ke puncak kejayaannya.
Ratu Kalinyamat merupakan seorang ratu yang berasal dari Jepara dan hidup pada masa awal perkembangan Islam di Nusantara. Nama Kalinyamat diberikan berdasarkan tempat yang ada di wilayah Jepara Jawa Tengah yang merupakan daerah kekuasaannya.
Ia merupakan seorang putri dari pangeran Trenggana dan memiliki nama asli Retna Kencana. Kecantikan dan sikap gagah berani sehingga ia dilukiskan sebgai De Kranige Dame yang bermakna seorang wanita pemberani. Ia menikah dengan Pangeran Hadiri beberapa versi mengatakan bahwa Pangeran berasal dari Sultan Ibrahim dari Aceh dan dinamai Hadiri berarti yang hadir dari Aceh ke Jepara. Namun, pernikahan mereka tidak berlangsung lama karena Pangeran Hadiri dibunuh oleh utusan Arya Penangsang pada tahun 1549.
Saat ia menjadi penguasa, setelah kematian Arya Penangsang. Ia diperkirakan menjadi seorang pemimpin selama 30 tahun. Jepara menjadi Bandar terbesar di pantai utara Jawa dengan memiliki armada laut yang kuat. Luas kekuasaanya sampai daerah Banten.
Armada Jepara telah pulih kembali dengan 3 tahun saja dibawah kekuasaan Ratu Kalimanyat begitulah kehebatannya daerah seberang laut mulai semakin ramai sehingga tampak strategi Jepara lebih memfokuskan pada perdagangan dan angkatan laut. Selain itu, penyebaran agama Islam melalui seni budaya juga terlihat pada masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat. Buktinya melalui peninggalan berupa Mesjid di Mantingan.
Sejarah dan perkembangan kota Jepara juga tidak dapat dipisahkan dengan kepemimpinannya. Ratu Kalinyamat berhasil memulihkan kembali perdagangan Jepara. Ia anti terhadap penjajahan dan memiliki jiwa patriotisme yang tinggi.
Ratu Kalinyamat mengirimkan armada perangnya ke Malaka untuk menggempur Portugis. Ratu Kalinyamat juga mengembangkan bidang militer dengan menjalin hubungan kerja sama dengan kerajaan maritim lainnya seperti Aceh, Cirebon, Johor, dan Maluku.
Letak Jepara yang strategis membuat Ratu Kalinyamat banyak membuka peluang dalam menerapkan berbagai kebijakan untuk mengembangkan Jepara dari berbagai sektor. Dalam bidang ekonomi Jepara berkembang karena Ratu Kalinyamat menitikberatkan perkembangannya melalui perdagangan dan pelayaran.
Ia mengirimkan 4000 tentara dan 40 buah kapal dalam menagkal serangan portugis di Malaka. Perekonomian yang pesat tampak melalui kegiatan ekspor yang mampu menjadi pengekspor terbesar di pulau Jawa seperti beras, gula, kayu, kelapa dan tumbuhan palawija lainnya. Prajurit yang banyak dan kekayaan yang dimiliki Ratu Kalinyamat, membuat penguasa lainnya bekerja sama dengannya dalam merebut Malaka dari tangan Portugis.
Jepara menempati titik yang menghubungkan antara daratan dan lautan. Daratan seperti Pati, Jepara, Juana, dan Rembang. Bukti kebesaran Jepara tampak pada saat Raja Johor meminta bantuan armada perang Jepara untuk melawan portugis di Malaka. Jepara mengirimkan 40 buah kapal dengan 1000 prajurit bersenjata.
Kemudian pada tahun 1573 Ratu Kalimanyat juga dimintai oleh Sultan Ali Mukhayat Syah dari Aceh untuk menggempur Portugis di Malaka. Jepara mengirimkan 300 kapal dan awak kapal sebanyak 15.000 prajurit dengan berbekal meriam. Kekutannya pada armada, Ratu Kalinyamat dua kali menyerang Portugis di Malaka dalam rangka membantu Kesultanan Johor dan Aceh dalam mengusir penjajah.
Kehebatan beliau tidak hanya tampak pada bidang politik dan ekonomi, tetapi juga dalam pelayaran seberang laut. Sistem comenda membuat Ratu dari utara Jawa itu sebagai ratu Jepara yang sangat kaya raya. Kekayaan inilah menjadi faktor utama dalam kekuatan politiknya. Kepopuleran kepemimpinan Ratu Kalimanyat membuatnya terkenal dikawasan Nusantara bagian barat dan di bagian timur.
Ratu yang keturunan waliyullah itu dapat menjadi sosok inspiratif dan memggambarkan seorang wanita yang tidak dapat dibatasi oleh tradisi dan mempunyai peluang besar untuk tampil dan memainkan peran penting dalam bidang politik dan ekonomi. Sikapnya yang lemah lembut namun tegas dalam mengambil kebijakan dapat mengangkat citra kepemimpinan seorang perempuan dalam pemerintahan.
Tidak ada batasan untuk seorang wanita dalam mengekpresikan apa yang ia punya baik pada keluarganya maupun untuk negaranya. Ratu Kalinyamat telah melakukan aktivitas-aktivitas nyata bagi negaranya. Selama 30 tahun menjadi janda Ratu Kalinyamat menggunakan sisa hidupnya menjadi pemimpin mensejahterakan masyarakat Jepara dan menebarkan dakwah Islam di pantai utara pulau Jawa.
*Artikel ini merupakan hasil kerja sama Harakah.ID dengan Rumah KitaB dalam program Investing in Women untuk mendukung Muslimah bekerja.