[ad_1]
PEMILU sudah selesai, mari kita jalin dan perkuat persaudaraan antar sesama anak bangsa.
Khutbah I
ألحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، اَلْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآن: إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُواْ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sidang Jamaah Jum’at yang Dirahmati Allah
Dua hari lalu, kita sebagai warga negara Indonesia sudah melaukan Pemilu (Pemilihan Umum Langsung). Beberapa lembaga survey sudah mengumumkan hasilnya dengan menggunakan sistem hitung cepat (quick count). Perolahan sementara, Pasangan Prabowo-Gibran masih unggul dibanding dua paslon lainnya, Anis-Muhaimin ataupun Ganjar-Mahfud.
Hasil hitungan resminya, kita tunggu dari KPU. Apapun hasilnya nanti, kita harus terima dengan lapang dada, meskipun calon yang kita unggulkan kalah. Dalam negara demokrasi, kalah-menang dalam PEMILU ialah sesuatu yang biasa. Pemilihan pemimpin dalam negara demokrasi seperti halnya pertandingan persahabatan, bukan perang yang menakutkan. Siapapun yang menang nanti, mesti didukung bersama-sama, sekalipun yang menang itu bukan orang yang kita pilih.
Jamaah Jum’at yang Dirahmati Allah
Selama proses kampanye kemaren, kita menyaksikan saling kritik antar masing-masing kandidat dan para pendukungnya. Dalam acara debat Capres atau Cawapres yang sudah berlangsung beberapa kali, kita dapat menyaksikan bagaimana pada momen tertentu, Capres dan Cawapres saling kritik satu sama lainnya. Begitu pula tim sukses, program televisi dan media sosial kerapkali menampilkan perdebatan masing-masing pendukung untuk menunjukkan kelebihan calon yang didukungnya.
Kampanye dengan mengunggulkan calon yang didukung, dan kadang memberikan kritik terhadap calon lain sebetulnya adalah sesuatu yang sangat wajar dalam negara demokrasi. Pertukaran ide dan perdebatan gagasan bukanlah suatu yang haram dalam republik ini. Justru negeri ini tumbuh dengan perdebatan dan pertukaran gagasan.
Kalau kita rujuk dokumen Sidang Konstituante tahun 1956-1959, kita bisa melihat bagaimana para pendiri bangsa ini sudah sangat terbiasa berbeda pendapat dalam politik. Dalam sidang konstituante tersebut, Bung Karno mengundang seluruh perwakilan dari beragam aliran politik, mulai dari nasionalis, komunis, dan islamis, untuk mendiskusikan konsep dan dasar negara yang cocok untuk Indonesia. Setiap anggota sidang dipersilahkan untuk menyampaikan gagasannya, serta mengktisi pandangan anggota lain yang berbeda. Catatan sejarah menunjukkan, sekalipun sebagian tokoh yang mengikuti persidangan ini berbeda pendapat, namun mereka tetap akur dan bersahabat setelah sidang selesai.
Begitulah mestinya kita menyikapi perbedaan politik. Beda pandangan itu biasa, yang penting tali persaudaraan, jangan sampai putus lantaran beda pilihan cawapres.
Sidang Jamaah Jum’at yang Dirahmati Allah
Sebagai warga negara yang baik, kita wajib untuk menjaga dan mempertahankan kerukunan. Pada saat pergantian kepemimpinan seperti sekarang ini, ikatan persaudaraan di antara kita mesti diperkuat. Jangan sampai semua itu rusak karena beda pilihan. Ingat, pemilu hanya satu kali dalam lima tahun. Jangan sampai persaudaran yang sudah dibangun bertahun-tahun, perdamaian yang sudah dibina sejak lama, persahabatan yang sudah dijalin dari dulu, semuanya rusak karena kita tidak bijak dalam berdemokrasi.
Dalam Islam, memperkuat persaudaraan dan menghindari pertikaian merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan. Dalam al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُواْ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya:
“Sesungguhnya orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.” (QS: Al-Hujurat ayat 10)
Dalam hadis riwayat Abdullah Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda:
الْمُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلَا يسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ القِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَة
Artinya:
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak menzalimnya dan tidak membiarkannya disakiti. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu kebutuhannya. Barang siapa yang mengilangkan satu kesusahan seseorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR: Bukhari)
Sidang Jamaah Jum’at yang Dirahmati Allah
Perjalanan bangsa Indonesia ke depan masih panjang. Jangan sampai perdamaian dan persaudaran yang sudah dipupuk sejak lama rusak karena urusan politik lima tahunan. Sebab itu, sebagai seorang muslim kita mesti menjadi juru damai. Kalau ada saudara kita yang bertengkar karena pilihan politik, mari kita damaikan dan kita satukan. Semoga dengan persatuan itu, Allah menurunkan rahmat-Nya kepada seluruh bangsa Indonesia.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
[ad_2]
Sumber : Islami.co