[ad_1]

Setiap selesai sholat, umat Islam dianjurkan untuk berzikir. Dan, di antara zikir yang dibaca setelah sholat adalah istighfar (Astaghfirullahal ‘adzim).

Biasanya, dalam susunan zikir setelah sholat, khususnya di kalangan nahdliyyin, bacaan istighfar dibaca tepat setelah melakukan salam dan sebelum bacaan tahlil (La ilaha illallah).

Terkait dengan membaca zikir istighfar setelah salam, KH. Musthofa Bisri, ulama asal Rembang Jawa Tengah, menjelaskan alasan kita membaca istighfar seusai salam. Penjelasan ini disarikan dari pengajian Tafsir Al-Ibriz yang beliau ampu, tepatnya tafsir Q.s. An-Nisa [4] ayat 106 yang berbunyi:

وَّاسْتَغْفِرِ اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاۚ

Mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Di sini, penjelasan beliau telah diterjemahkan ke dalam versi bahasa Indonesia dengan sesekali tetap disertakan versi bahasa Jawanya.

Membaca Istighfar Setelah Sholat

Sebelumnya, ulama yang akrab dipanggil Gus Mus ini menjelaskan bahwa Allah Swt itu Ghofuron Rohiman, Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dalam bahasa beliau, Allah itu hobine ngapuro, hobinya mengampuni hamba-Nya.

“Makanya, kita semua ditradisikan setelah sholat membaca Astaghfirullahal ‘adzim. Pertama kali yang dibaca setelah sholat itu apa? Astaghfirullahal ‘adzim,” terangnya.

Menurut Rais ‘Aam Nahdlatul Ulama periode 2014-2015 ini, membaca istighfar setelah salam itu dalam rangka memohon ampun kepada Allah, barangkali di dalam sholat yang telah dilaksanakan ada ketidak-khusyukan. Bahkan, bukan hanya “barangkali”, namun sudah pasti ada momen itu.

Sing ora ngaku tok sing ora (hanya yang tidak ngaku saja yang nggak),” selorohnya. Diikuti tawa kecil dari para jamaah.

Memang tak bisa dipungkiri, ketika seseorang sholat, ada saja hal-hal yang lewat di benak dan pikirannya. Mulai dari hal-hal penting hingga yang tidak penting sama sekali.

Wong ngucap Allahu Akbar, kok sempat-sempatnya merogoh uang di sakunya. Iya kalau uang yang begitu (bernilai besar), wong (cuma) uang recehan,” candanya sambil memeragakan gestur merogoh sakunya. Para hadirin pun hanyut dalam gelak tawa mendengar penjelasan dari Gus Mus.

Balasan Berlipat Bagi yang Membacanya

KH. Musthofa Bisri selanjutnya menjelaskan bahwa seseorang yang membaca istighfar, sejatinya tidak hanya sedang memohon ampun kepada Allah, melainkan juga sedang melaksanakan perintah-Nya.

“Jadi, memohon ampunan (istighfar) itu dobel-dobel (balasannya). Sampean memang memohon ampun karena merasa bersalah. Tapi, (sebenarnya) juga melaksanakan perintahnya Gusti Allah,” terangnya.

Perintah untuk beristighfar banyak sekali tersebar dalam ayat-ayat Al-Qur`an maupun riwayat-riwayat Hadis. Misalnya, di dalam Al-Qur`an, terdapat lebih dari 20 ayat yang mengandung perintah untuk beristighfar.

“Jadi, mendapat dua sampean itu, mendapat ampunan, (juga) mendapat pahala memohon ampunan,” pungkasnya.

Kemuliaan Nabi Muhammad SAW

Selain hal-hal di atas, KH. Musthofa Bisri juga menjelaskan kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Beliau menuturkan, istighfarnya Nabi itu berbeda dengan manusia pada umumnya. Jika manusia pada umumnya beristighfar karena kesalahan yang diperbuat, maka Nabi beristighfar sebagai bentuk syukur beliau, karena Nabi itu ma’shum, terlindung dari perbuatan salah.

“Kanjeng Nabi beristighfar itu untuk menambahkan kemuliaan beliau saja, sebagai rasa syukur. Wong Nabi nggak punya salah,” tuturnya.

Kemuliaan kanjeng Nabi juga tercermin dalam perintah untuk memaafkan umatnya ketika mereka berbuat salah kepadanya, sekaligus memohonkan ampunan kepada Allah ketika mereka berbuat dosa. Seperti dalam potongan ayat fa’fu ‘anhum wastaghfir lahum.

“Kalau ada orang-orang itu, umatmu (Nabi) itu, ada salah kepadamu, fa’fu ‘anhum, maafkan. Kalau (mereka) punya salah kepada Gusti Allah, wastaghfir lahum, kamu (Nabi) yang memohonkan ampunan,” bebernya.

Oleh karena itu, Gus Mus mengingatkan agar sebelum beristighfar maupun berdoa, seorang muslim terlebih dahulu membaca sholawat untuk Nabi Muhammad.

“Kalau mau berdoa, kalau mau beristighfar, baca sholawat dulu. Agar Nabi Muhammad memohonkan ampunan untuk sampean. Jadi, tidak memohon ampunan sendiri, tapi juga dimohonkan ampunan oleh Kanjeng Nabi,” jelasnya. [NH]



[ad_2]

Sumber : Islami.co