[ad_1]

Harakah.idKetika seorang lelaki atau perempuan Muslim bekerja sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, maka mereka berhak mendapatkan apresiasi Tuhan dalam bentuk pahala akhirat atau keberkahan dunia.

Hadis-Hadis tentang Keutamaan Wanita Karir. Dalam Islam, tujuan bekerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lebih dari itu, bekerja sejatinya merupakan perintah agama. Tindakan yang diperintahkan agama ada yang bersifat wajib, sunnah dan mubah.

Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam perintah ini. Sekalipun dalam banyak teks agama digunakan redaksi yang berkonotasi laki-laki, tetapi sejatinya perintah bekerja itu berlaku pula bagi kaum perempuan. Sebuah kaidah menyatakan al-ashlu musawat al-ma’rah li al-rajul fi al-ahkam al-syar’iyyah. Artinya: ketentuan dasar dalam Islam adalah kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam hukum-hukum syariat.

Demikian pula ketika dalam teks syariat (Al-Quran dan hadis) disebutkan redaksi tunggal (baca: mufrad) yang dimakrifatkan dengan tambahan partikel “al” seperti al-muslim, al-‘abdu, dan lainnya, atau diidafahkan kepada isim makrifat, seperti ahadukum dan lainnya.

Berangkat dari prinsip-prinsip di atas, dapat dipahami bahwa ayat-ayat atau hadis-hadis Nabi SAW yang berbicara tentang keutamaan bekerja dalam Islam berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Artinya, ketika seorang lelaki atau perempuan Muslim bekerja sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, maka mereka berhak mendapatkan apresiasi Tuhan dalam bentuk pahala akhirat atau keberkahan dunia.

Seperti disampaikan di atas, Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja. Sebagai perintah agama, bekerja memiliki keutamaan-keutamaan. Orang yang mau bekerja dengan baik dalam hidupnya, Tuhan akan memberinya balasan yang besar.

Secara khusus, beberapa hadis berikut menunjukkan penghargaan terhadap wanita karir. Ibn Sa’d meriwayatkan dari,

عن ريطة بنت عبد الله بن مسعود رضي الله عنهما أتت إلى النبي صلى الله وسلم. فقالت: يا رسول الله إني امرأة ذات صنعة أبيع منها وليس لي ولا لزوجي ولا لولي شيئ. وسألته عن النفقة عليهم فقال: لك في ذلك أجر ما أنفقت عليهم. أخرجه ابن سعد.

“Dari Rithah, istri Abdullah bin Mas’ud, ia pernah mendatangi Nabi SAW lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, saya perempuan pekerja, saya menjual hasil pekerjaan saya. Saya melakukan ini semua, karena saya, suami saya, maupun anak saya, tidak memiliki harta apapun.” Ia juga bertanya mengenai nafkah yang dia diberikan kepada suami dan anaknya. “Kamu memperoleh pahala dari apa yang kamu nafkahkan pada mereka,” jawab Nabi SAW. (HR. Ibn Sa’d).

Di kalangan sahabat Nabi, terdapat seorang perempuan yang bernama Zainab bin Abdullah Ats-Tsaqafiyah. Perempuan ini adalah menjadi tulang punggung dalam keluarga. Ia mencari nafkah untuk menghidupi suami dan anak-anaknya. Lebih lagi, ia merawat anak-anak yatim yang menjadi tanggungannya.

Zainab bertanya kepada Rasulullah tentang statusnya sebagai wanita yang bekerja. Ia ingin mendapatkan jawaban, apakah ia boleh bekerja dan apakah ia akan mendapatkan pahala dari profesinya? Nabi SAW lantas menjawab;

قَالَ : نَعَمْ لَهُمَا أَجْرَانِ أَجْرُ الْقَرَابَةِ ، وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ

 “Ya, Zainab mendapatkan dua pahala; pertama pahala karena  menafkahi keluarga, kedua pahala sedekah pada anak yatim.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, dan an-Nasa’i)

Fathimah bint Qais menceritakan sosok perempuan bernama Ummu Syarik yang merupakan wanita kaya raya dan dermawan. Nabi SAW bersabda;

وَأُمُّ شَرِيكٍ امْرَأَةٌ غَنِيَّةٌ مِنَ الأَنْصَارِ عَظِيمَةُ النَّفَقَةِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ يَنْزِلُ عَلَيْهَا الضِّيفَانُ

“Ummu Syarik adalah perempuan yang kaya raya dari kalangan Anshar. Sering membelanjakan hartanya di jalan Allah. Karena itu, banyak tamu yang berdatangan ke rumahnya.” (HR. Muslim).

Hadis-hadis di atas menjelaskan para perempuan yang memiliki keahlian. Mereka sukses menjadi penopang kehidupan keluarga mereka. Rasulullah SAW menegaskan bahwa mereka berhak atas pahala akhirat karena kebaikan mereka. Ini adalah apreasiasi spiritual Rasulullah SAW terhadap wanita karir atau Muslimah bekerja. Sejatinya tidak sedikit hadis-Hadis tentang Keutamaan Wanita Karir.

Selain hadis-hadis di atas, terdapat sejumlah hadis yang menunjukkan keutamaan bekerja bagi Muslimah. Hadis-hadis ini sejatinya bersifat umum, berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Mengingat bahwa redaksi yang digunakan adalah redaksi yang bersifat umum (‘am). Apa saja hadis-hadis itu?

Wanita Karir Akan Mendapatkan Cinta Allah

Rasulullah SAW bersabda,

إن الله تعالى يحب العبد المؤمن المحترف‏.‏ ‏(‏الحكيم طب هب عن ابن عمر‏)‏‏.‏

Sesungguhnya, Allah ta’ala mencintai hamba mukmin yang bekerja (HR. Al-Hakim, al-Thabarani, al-Baihaqi dari Ibnu Umar).

Dalam riwayat lain, disebutkan dengan redaksi seperti berikut:

إن الله تعالى يحب أن يرى عبده تعبا في طلب الحلال‏.‏ ‏(‏فر عن علي‏)‏‏.‏

Sungguh, Allah ta’ala mencintai ketika melihat hamba-Nya kelelahan dalam mencari nafkah yang halal (HR. al-Dailami dalam Musnad al-Firdaus, dari Ali bin Abi Thalib).

Redaksi lain, Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّه يَكْرَهُ الرَّجُلَ البطَّال

Sungguh, Allah membenci orang yang banyak menganggur (HR. Ibnu ‘Adi).

Rasulullah SAW mengatakan,

 إني لأكره الرجل فارغا لا في عمل الدنيا، ولا في الآخرة

Sungguh, saya membenci seseorang yang menganggur. Baik dalam usaha duniawi maupun ukhrawi (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, dan Ibnu Abi Syaibah).

Hadis pertama diriwayatkan oleh Al-Hakim al-Tirmidzi, al-Thabarani dan al-Baihaqi. Sumber hadis ini adalah dari sahabat Abdullah bin Umar. Hadis ini dinilai daif oleh sebagian ulama. Tetapi, menurut sebagian ulama lainnya kedaifan hadis ini naik menjadi hasan karena banyaknya jalur periwayatan. Seperti ditunjukkan riwayat kedua dan lainnya. Di antara yang menilai hadis ini hasan adalah al-Hafizh al-Sakhawi (w. 902 H.) dalam kitab al-Maqasid al-Hasanah fi Bayan Katsir Min Ahadits al-Musytahirah fil Alsinah.

Hadis ini menunjukkan bahwa bekerja lebih baik daripada menganggur. Mukmin laki-laki maupun perempuan yang bekerja lebih baik dibanding yang menganggur. Penggunaan kata al-‘abdu dan ‘abdahu bukan berarti bentuk pembatasan pada kaum lelaki. Tetapi, justru redaksi itu menunjukkan pengertian umum. Artinya, baik laki-laki maupun perempuan dianjurkan untuk aktif bekerja. Wanita karir, dengan demikian, akan mendapatkan cinta Allah ketika dia bekerja dengan baik. Selain itu, ia dijauhkan dari kemurkaan Allah. Ini adalah sedikit dari Hadis-Hadis tentang Keutamaan Wanita Karir.

*Artikel ini merupakan hasil kerja sama Harakah.ID dengan Rumah KitaB dalam program Investing in Women untuk mendukung Muslimah bekerja.

[ad_2]

Sumber Artikel KLIK DISINI