[ad_1]

loading…

Motivasi Israel menguasai Palestina karena mereka menganggap itu tanah yang dijanjikan sebagaimana Nabi Musa pernah memerintahkan mereka untuk masuk ke Palestina. Foto/SINDOnews

Banyak yang bertanya, apa sebenarnya motivasi Israel menyerang Palestina dan ingin menguasai wilyahnya? Apakah karena motif politik atau sebab ideologi (agama)?

Mari kita simak penjelasan Dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia, Ustaz Farid Nu’man Hasan berikut:

Motivasi Israel menguasai Palestina adalah karena mereka menganggap itu tanah yang dijanjikan. Menurut keyakinan Israel, saat mereka masih di Mesir, Allah telah menjanjikan kepada Abraham dan Bani Israel tanah tempat tinggal yaitu Kana’an. Kana’an menurut mereka adalah Baitul Maqdis dan sekitarnya.

“Alasan mereka memang didasari motif agama untuk mendirikan negara Israel Raya yaitu Palestina dan sekitarnya seperti Yordania, Lebanon, dan Suriah,” terang Ustaz Farid Nu’man.

Nabi Musa Perintahkan Bani Israel Masuk ke Palestina
Kaum muslimin sendiri meyakini bahwa Bani Israil adalah kaum pendatang. Sedangkan warga Palestina adalah penduduk asli Baitul Maqdis. Berikut firman Allah Ta’ala tentang Nabi Musa yang memerintahkan Bani Israel untuk masuk ke Palestina:

يَٰقَوۡمِ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡأَرۡضَ ٱلۡمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِي كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡ وَلَا تَرۡتَدُّواْ عَلَىٰٓ أَدۡبَارِكُمۡ فَتَنقَلِبُواْ خَٰسِرِينَ

Artinya: “Wahai kaumku! Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu,dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang yang rugi.” (Surat Al-Ma’idah: 21)

Menurut riwayat Ibnu ‘Asakir dari Mu’adz bin Jabal bahwa tanah suci itu di antara Sungai Tigris dengan Sungai Furat. Tanah itu disebut suci karena telah sekian banyak Nabi menempatinya dan senantiasa mengajak kepada agama Tauhid. Karenanya tanah itu bersih dari patung-patung dan kepercayaan yang sesat.

Nabi Musa melarang Bani Israil murtad kembali menyembah berhala dan membuat keonaran dalam masyarakat dengan berbuat kezaliman dan mengikuti hawa nafsu. Jika mereka tidak mematuhi ketentuan itu, maka Allah akan mencabut nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada mereka.

Dan terbukti, penduduk asli Palestina yang gagah berani diframing oleh Bani Israel sebagai orang jahat. Mirip dengan framing yang dilakukan Zionis Israel di zaman ini. Berikut keterangan Al-Qur’an tentang hal ini:

قَالُواْ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّ فِيهَا قَوۡمٗا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَن نَّدۡخُلَهَا حَتَّىٰ يَخۡرُجُواْ مِنۡهَا فَإِن يَخۡرُجُواْ مِنۡهَا فَإِنَّا دَٰخِلُونَ

Artinya: “Mereka berkata, “Wahai Musa! Sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang sangat kuat dan kejam, kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar dari sana, niscaya kami akan masuk.” (Surat Al-Ma’idah: 22)

Pembangkangan Bani Israel
Saat itu Bani Israel benar-benar membangkang, tidak mau ikut berperang tapi ingin masuk secara aman. Justru dengan tidak sopan mereka menyuruh Nabi Musa saja yang berperang.

Allah Ta’ala menceritakan:

قَالُواْ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّا لَن نَّدۡخُلَهَآ أَبَدٗا مَّا دَامُواْ فِيهَا فَٱذۡهَبۡ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَٰتِلَآ إِنَّا هَٰهُنَا قَٰعِدُونَ

Artinya: “Mereka berkata, “Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja.” (Surat Al-Ma’idah: 24)

Nabi Musa pun tidak sanggup lagi menghadapi keras kepalanya Bani Israel, Beliau berkata:

قَالَ رَبِّ إِنِّي لَآ أَمۡلِكُ إِلَّا نَفۡسِي وَأَخِيۖ فَٱفۡرُقۡ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡفَٰسِقِينَ

Artinya: “Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, aku hanya menguasai diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu.” (Surat Al-Ma’idah: 25)

[ad_2]

Sumber Artikel KLIK DISINI