[ad_1]

loading…

Nabi Yunus sempat menginap dalam perut ikan selama 40 hari. Ilustrasi: Ist

Nabi Yunus as digambarkan sebagai nabi yang pemarah. Beliau akhirnya dihukum Allah dalam perut ikan. Allah SWT kemudian mengampuninya dan mengeluarkan Yunus dari perut ikan laksana seorang bayi. Hal ini terjadi pada 10 Muharram . Nabi Yunus sempat menginap dalam perut ikan selama 40 hari.

Sebelum mendapatkan ‘teguran’ dari Allah SWT, Nabi Yunus as meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah. Ia menunjukkan bahwa dirinya tak mampu bersabar atas sikap umatnya yang suka membangkang.

Yunus bahkan berencana mengakhiri hidupnya dengan menyeburkan diri ke dalam laut. Ketidaksabaran Nabi Yunus dalam berdakwah ini disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana termaktub dalam surat Al-Qalam ayat 48-50.

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَىٰ وَهُوَ مَكْظُومٌ #لَوْلَا أَنْ تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِنْ رَبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ #فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ

Maka, bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdosa dan sedang dalam keadaan marah (kepada kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu, Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh. ( QS Al-Qalam : 48-50)

Melalui kisah Nabi Yunus, Allah SWT mengajarkan manusia untuk senantiasa bersabar dan memohon ampun dan petunjuk kepada-Nya.

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Maka, kalau sekiranya dia (Yunus) tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” ( QS Al-Shaffat : 143-144).

Maksud dengan kalimat “orang-orang yang banyak mengingat Allah” dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang banyak sholat. Yunus adalah orang yang memperbanyak sholat di waktu senang maka Allah SWT menyelamatkannya di waktu kesempitan (kesusahan). Nabi Yunus telah melakukannya dengan meratapi segala kesalahannya dan memohon ampun dari perbuatannya itu.

Kisah Nabi Yunus

Al-Tabari dalam bukunya berjudul “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk” menceritakan kisah Nabi Yunus AS disampaikan Ibnu Mas’ud sebagai berikut:

Yunus telah memperingatkan umatnya dengan azab, dan mengatakan kepada mereka bahwa itu akan menimpa mereka dalam tiga hari.

Mereka memisahkan setiap ibu dari anak-anaknya, dan kemudian pergi. Orang-orang datang kepada Allah dan meminta pengampunan-Nya, agar Allah membatalkan azab kepada mereka.

Yunus pergi lebih awal menantikan azab (kepada umatnya) tetapi tidak menyaksikan apa pun. Seorang pembohong tanpa bukti yang jelas biasanya dihukum mati (pada masa itu).

Karena itu Yunus pergi dengan marah, “Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap.” ( QS al-Anbiya [21] : 87). Ayat ini mengacu pada kegelapan perut ikan paus, kegelapan malam, dan kegelapan laut.

Sedangkan Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Nabi SAW bersabda: Ketika Allah menginginkan Yunus ditahan di perut ikan paus, Allah memerintahkan (awha) ikan paus, “Bawa dia, tapi jangan melukai tubuhnya dan jangan mematahkan tulangnya.”

Paus membawa Yunus dan menyelam ke tempat tinggalnya di laut. Saat sampai di dasar laut, Yunus mendengar suara. Dia berkata pada dirinya sendiri, “Apa itu?”

Kemudian saat Yunus berada di dalam perut ikan paus, Allah berfirman kepadanya, “Ini adalah hewan-hewan laut yang memuliakan Allah.”

Kemudian Yunus, di dalam perut ikan paus, memuliakan Allah. Para malaikat mendengar puji-pujiannya kepada Allah, dan berseru, “Ya Allah, kami mendengar suara samar di negeri asing.”

Allah berfirman, “Itu adalah (suara) hamba-Ku, Yunus. Dia tidak menaati Aku, maka Aku menahannya di perut ikan paus di laut.”

[ad_2]

Sumber Artikel KLIK DISINI