[ad_1]
loading…
Hukum membaca Al-Quran dengan ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Foto/ist
Surat Al-Anfal ayat 72 sendiri menjelaskan tentang keutamaan untuk berhijrah dari Makkah ke Madinah guna menghindari tindakan kezaliman dari orang-orang kafir Quraisy. Allah Berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يُهَاجِرُوْا مَا لَكُمْ مِّنْ وَّلَايَتِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ حَتّٰى يُهَاجِرُوْاۚ وَاِنِ اسْتَنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ اِلَّا عَلٰى قَوْمٍۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيْثَاقٌۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Innalladziina Aamanu wa Haajaru wa jaahadu bi’amwalihim wa anfusihim fii sabiilillaahi walladzina awaw wa nasharu ulaa-ika ba’dhuhum auliya-u ba’d(in), walladzina Aamanu wa lam yuhajiru maa lakum miwwalayatihim min syai’in hatta yuhajiru, wa inistansharukum fiddini fa ‘alaikumun nashru illaa ‘alaa qaumim bainakum wa bainahum mitsaq(un), wallahu bima ta’maluna bashiir.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Anfal: 72)
Berikut Hukum Bacaan Tajwid Surat Al-Anfal Ayat 72:
إِنَّ (innaa): Terdapat hukum Gunnah musyadaddah, sebab ada huruf Nun bertasydid. Dibaca masuk dengan mendengung.
آمَنُوا (Aamanuu): Mad Badal, sebab terdapat “hamzah” bertemu dengan huruf mad dalam satu suku kata. Dibaca panjang hingga dua harakat.
بِأَمْوَا (Bi Amwaa): Izhar Syafawi, karena ada huruf Mim mati/sukun bertemu dengan huruf waw. Dibaca jelas.
لِهِمْ وَ (Lihim wa): Izhar Syafawi, karena ada huruf Mim mati/sukun bertemu dengan huruf Waw. Dibaca jelas.
وَأَنْفُسِهِمْ (wa Anfusihim): Ikhfa haqiqi, karena ada Nun mati/tanwin bertemu dengan huruf Fa. Dibaca dengan samar-samar.
وَأَنْفُسِهِمْ فِي (wa Anfusihim fii): Izhar Syafawi, karena ada huruf Mim mati/sukun bertemu dengan huruf Fa. Dibaca jelas.
سَبِيلِ اللَّهِ (Sabiilillaah): Lam Jalalah tarqiq, sebab ada kasrah bertemu lafadz Allah. Dibaca tipis.
آوَوْا (Awaw): Mad Badal, terdapat “hamzah” bertemu dengan huruf mad dalam satu suku kata. Dibaca panjang hingga dua harakat. Terdapat pula hukum bacaan Mad layyin, karena terdapat tanda baca fathah bertemu dengan huruf Waw mati. Dibaca dengan lembut dan halus.
أُولَٰئِكَ (Ulaaa-ika): Mad Wajib muttasil, karena ada Mad thabi’I bertemu dengan huruf “hamzah” dalam satu kalimat. Dibaca panjang hingga lima harakat.
بَعْضُهُمْ أَ (Ba’dhuhum): Izhar Syafawi, Izhar syafawi, karena ada huruf Mim mati/sukun bertemu dengan huruf Alif. Dibaca jelas.
أَوْلِيَاءُ (Ulaa-ika): Mad layyin, karena ada tanda baca fathah bertemu dengan huruf Waw mati. Dibaca dengan lembut dan halus.
آمَنُوا (Aamanuu): Mad Badal, ada huruf hamzah bertemu dengan huruf mad dalam satu kata. Dibaca panjang 2 harakat.
وَلَمْ يُهَا (Wa Lam huhaa): Izhar Syafawi, karena ada huruf Mim mati/sukun bertemu dengan huruf Ya. Dibaca jelas.
لَكُمْ مِنْ (Lakum Min): Idgham Mimi, karena ada huruf Mim mati bertemu dengan huruf Mim. Dibaca dengan di masukan ke huruf yang kedua.
مِنْ وَلَا (Miw Walaa): Idgham bighunnah, karena ada Nun mati bertemu dengan huruf Waw. Dibaca masuk dengan mendengung.
[ad_2]
Sumber Artikel KLIK DISINI