[ad_1]
loading…
Tak sedikit tokoh pergerakan nasional yang bersentuhan dengan Freemasonry. Ilustrasi: Ist
Adian Husaini, MA dalam bukunya berjudul “Penyesatan Opini: Sebuah Rekayasa Mengubah Citra” (Jakarta : Gema Insani Press, 2005) menyebut beberapa tokoh nasional yang sempat menjadi bagian dari kaum teosofi. Merreka di antaranya adalah Raden Sukemi (ayah Sukarno ), Moh. Yamin, Soepomo, Abu Hanifah, Haji Agoes Salim, Tjiepto Mangoenkoesoemo, Ernest Douwes Dekker (Stiabudi), Arminj Pane, Sanusi Pane, Dr Amir, R.A Kartini, dan lain sebagainya.
Artawijaya dalam bukunya berjudul “Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara” (Pustaka al-Kautsar, 2010 ) bahkan menyebut lebih banyak lagi. Mereka adalah: Mohammad Tabrani (Tokoh kongres Pemuda Pertama pada 1926, Ketua Pemuda Theosofi), Ki Sarmidi Mangoensarkoro (Tokoh Taman Siswa), Ki Hadjar Dewantara (Tokoh Taman Siswa), Tjipto Mangoenkoesomo (Tokoh Budi Utomo), Goenawan Mangoenkoesoemo (Tokoh Budi Utomo), Armin Pane (Sastrawan), dan Sanoesi Pane (Sastrawan).
Selanjutnya ada juga nama Mohammad Amir (tokoh Jong Sumatrenan Bond), Datoek Soetan Maharadja (tokoh kaum adat Minangkabau), Siti Soemandari (pemimpin Majalah Bangoen), dan tokoh-tokoh nasional lainnya, terutama yang berasal dari Keraton Pakualaman Yogyakarta, Organisasi Tri Koro Dharmo, Jong Java, Boedi Oetomo, Perhimpoenan Goeroe Hindia Belanda (PGHB/cikal bakal PGRI), dan para alumnus STOVIA.
Menurut Adian Husaini, gerakan teosofi mulai beroperasi di wilayah Nusantara sejak masa kolonialisme Belanda. Gerakan teosofi cabang Indonesia disebut dengan atau Nederlandsch Indische Theosofische Vereniging (Perkumpulan Theosofi Hindia Belanda).
Salah satu gerakan lain di Nusantara yang cukup identik dengan gerakan teosofi adalah Freemasonry. Gerakan inilah yang oleh berbagai tokoh dinilai cukup identik dengan misi rahasia Zionisme kaum Yahudi.
Kedekatan ini pulalah yang menjadi alasan penentangan berbagai kalangan terhadap teosofi dan Tarekat Mason yang dianggap mempropagandakan misi rahasia zionisme. Teosofi memiliki pengaruh besar di dunia, termasuk di antaranya adalah Perancis, Italia, Palestina, India, China, Filipina, Thailand, dan juga di Indonesia.
Kebijakan Tuhan
Secara terminologis, kata teosofi berasal dari bahasa Yunani, yakni theo yang berarti “Tuhan” dan sofia yang berarti kearifan atau kebijaksanaan Tuhan. Secara etimologis, theosofie—yang dalam Bahasa Indonesia ditulis dengan teosofi—dapat dipahami sebagai “kearifan Tuhan” atau “kearifan Ilahiah.”
Dengan demikian, teosofi sendiri merupakan bagian dari terminologi filsafat yang fokus mengkaji tentang Tuhan dalam berbagai aspeknya.
Pada perkembangan selanjutnya, teosofi sendiri lebih diidentikkan sebagai sebuah ajaran batin dan atau pengetahuan keagamaan yang sebagian besar diambil dari ajaran Hindu dan Budha.
Senada dengan hal tersebut, Kamus Ilmiah Populer (1994:746) mendefinisikan teosofi sebagai sebuah aliran filsafat yang menekankan pengetahuan mistik atau kabatinan yang berasal dari India.
Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005)2 juga mendefinisikan teosofi sebagai sebuah ajaran atau pengetahuan kebatinan (semacam falsafah atau tasawuf) yang sebagian besar berdasarkan ajaran agama Budha dan Hindu.
Encyclopedia of Religion and Ethic (1961: 300), dalam Iskandar P. Nugraha (2011: 4), menyebutkan bahwa teosofi merupakan sebuah sistem filsafat yang bertopang pada pengalaman batiniah dan mistik secara terperinci. Teosofi tidak hanya berhubungan dengan ketuhanan saja tetapi juga mencakup kearifan, kehidupan alam roh, dan juga alam gaib.
(mhy)
[ad_2]
Sumber Artikel KLIK DISINI