[ad_1]

loading…

Orang yang memisahkan diri dari Imam saat sholat berjamaah dalam ilmu fiqih disebut Mufaraqah. Foto ilustrasi/ist

Memisahkan diri dari Imam saat sholat berjamaah dalam ilmu fiqih disebut Mufaraqah. Sederhananya, orang yang Mufaraqah itu memisahkan diri dari sholat imam/keluar dari jemaah, kemudian ia melanjutkan sholatnya sendiri (munfarid).

Pertanyaannya, bolehkah seorang jemaah memisahkan diri dari Imam ketika sholat berjamaah? Berikut penjelasan Ustaz Amri Hamdany.

1. Hukumnya Boleh Jika Ada Uzur
Misalnya imamnya terlalu lama, dan kita punya hajat cepat, atau di tengah sholat, makmum merasa pusing sehingga ingin buru-buru menyelesaikan sholatnya.

Di antara yang dianggap udzur adalah jika imam tidak melakukan sunnah-sunnah maqshudah, seperti tidak melakukan tasyahhud awal, maka saat ini makmum boleh ber-mufaraqah.

2. Boleh, Tapi Makruh jika Tanpa Uzur
Ini pendapat jadid Imam Syafi’i. Tidak sampai haram, karena memang hukum sholat jamaah itu sunnah, atau fardhu kifayah. Dan perbuatan sunnah tidak wajib disempurnakan sampai akhir, seperti puasa sunnah yang boleh dibatalkan di tengah hari. Adapun pendapat qodim beliau, maka sholat makmum yang mufaroqoh dari imam tanpa uzur dihukumi batal sehingga harus memulai sholatnya dari awal.

3. Wajib
Hukum berikutnya wajib jika melihat imam melakukan hal yang membatalkan sholat. Seperti melihat ada najis di pakaian imam, atau menemukan Imam “keliru” dalam membaca Surat Al-Fatihah, dan lain-lain.

Oleh sebab itu, Habib Abdullah menyarankan bagi thullab (pelajar atau santri) ketika ingin sholat berjamaah di terminal atau di tempat-tempat umum lainnya, dan menemukan ada jemaah di sana, agar tidak memulai langsung berjamaah. Tapi tunggu sambil memperhatikan bacaan Al-Fatihah imamnya. Apabila bacaannya fasih, benar dan sesuai kaidah nahwu, tajwid, makhorijul huruf maka bisa bermakmum dengannya.

4. Hukumnya Haram
Haram hukumnya melakukan mufaraqah pada rakaat pertama sholat Jumat, dan kita termasuk bagian dari 40 jemaah. Apabila kita keluar, maka akan mengurangi jumlah jemaah 40 orang yang menjadi syarat minimal jumlah jemaah ketika sholat Jumat.

Wallahu A’lam

Referensi:
Kitab Al-Mausu’ah Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah

(rhs)

[ad_2]

Sumber Artikel KLIK DISINI