[ad_1]

loading…

Ketika Rasulullah SAW disuruh memilih antara hidup kekal di dunia kemudian masuk surga, Beliau memilih apa yang ada di sisi Allah daripada dunia. Foto/ist

Tadabbur ayat kali ini mengulas tentang keutamaan negeri Akhirat dalam Surat Adh-Dhuha ayat 4. Allah menyampaikan kabar kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ bahwa hari kemudian itu lebih baik dari permulaan.

Mari kita simak firman Allah berikut ini:

وَلَـلۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ لَّكَ مِنَ الۡاُوۡلٰىؕ

Wa lal-Aakhiratu khairul laka minal-Uula.

Artinya: “Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.” (Surat Adh-Dhuha Ayat 4)

Dalam tafsir Ibnu Katsir diterjemahkan dengan redaksi “Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan.” Artinya, sesungguhnya negeri Akhirat itu lebih baik bagimu daripada negeri ini (dunia). Karena itu, Rasulullah ﷺ adalah orang paling zuhud terhadap perkara dunia dan paling menjauhinya serta paling tidak menyukainya.

Dalam ayat lain, Allah mengabarkan tentang kehidupan dunia sebagaimana firman-Nya: “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani. Kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di Akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS Al-Hadid: 20)

Rasulullah Tidur di Atas Tikar
Sebagaimana telah dimaklumi dari perjalanan hidup Rasulullah ﷺ ketika beliau disuruh memilih di usia senjanya antara hidup kekal di dunia sampai akhir usia dunia –kemudian ke surga– dan antara kembali ke sisi Allah. Maka Rasulullah ﷺ memilih apa yang ada di sisi Allah daripada dunia yang rendah ini.

Imam Ahmad mengetengahkan riwayat dari Abdullah ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah ﷺ berbaring di atas hamparan tikar sehingga anyaman tikar yang kasar itu membekas di lambung beliau. Ketika beliau bangkit dari berbaringnya, maka Ibnu Mas’ud mengusap lambung beliau dan kukatakan kepadanya: “Wahai Rasulullah, izinkanlah kami menggelar kasur di atas tikarmu.”

Maka Rasulullah menjawab: “Apakah hubungannya antara aku dan dunia, sesungguhnya perumpamaan antara aku dan dunia tiada lain bagaikan seorang musafir yang berteduh di bawah naungan sebuah pohon, kemudian dia pergi meninggalkannya.” (HR Ahmad). Imam Turmuzi mengatakan bahwa Hadis ini kalau tidak hasan berarti sahih.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda: “Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat sedikit di antara mereka yang melewati itu.”

Demikian tadabbur singkat Surat Adh-Dhuha ayat 4. Rasulullah lebih memilih apa yang di sisi Allah (negeri Akhirat yang kekal) daripada dunia yang sifatnya sementara.

Keutamaan Surat ad-Dhuha adalah surat penenang hati baginda Nabi Muhammad ﷺ. Surat ini diturunkan ketika kaum musyrikin Makkah menyakiti dan mengolok-olok beliau. Maka Allah menurunkan Surat Ad-Dhuha untuk membahagiakan hati Rasulullah ﷺ. Semoga ulasan ini bermanfaat.

(rhs)

[ad_2]

Sumber Artikel KLIK DISINI