[ad_1]
loading…
Di antara rahasia kesuksesan para guru dan murid di zaman dulu, adab benar-benar menjadi pondasi dari ilmu. Foto ilustrasi/ist
Di antara rahasia kesuksesan para guru dan murid di zaman dulu, adab benar-benar menjadi pondasi dari ilmu. Imam Malik bin Anas lahir di Kota Madinah pada Tahun 93 H (714 Masehi). Perhatiannya terhadap adab layak ditiru oleh para Dai dan penuntut ilmu.
Dalam satu kajian Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq diceritakan kebiasaan Imam Malik sebelum mengajarkan ilmu kepada muridnya. Imam Nawawi rahimahullah pernah berkata:
وإذا أراد التحديث فليقتد بالإمام أبي عبد الله مالك
Artinya: “Ketika seseorang hendak menyampaikan pelajaran, hendaknya ia meneladani Imam Malik rahimahullah.”
Beliau (Imam Malik) sebelum mengajar maka akan terlebih dahulu berwudhu, lantas duduk di atas hamparan tikarnya, dan menyisir rapi jenggotnya. Beliau duduk dengan tenang dan penuh wibawa, baru setelah itu mulai menyampaikan pelajaran.
فقيل له، فقال؛ أحب أن أعظم حديث رسول الله ﷺ
“Imam Malik pernah ditanya alasan melakukan hal ini. Maka beliau menjawab: “Aku ingin mengagungkan ilmu warisan Rasulullah ﷺ.” [Irsyadu Thullabil Haqaiq (1/502)]
“Bisa dibayangkan jika hari ini, sebagian besar ilmu yang kita dapatkan bersumber dari orang atau pihak yang mandi junub saja tidak pernah, pantaslah ilmu hari ini tiada berkah,” kata Ustaz Ahmad Syahrin.
Mungkin ini jawaban ketika konon ada seseorang yang belajar ilmu begitu tinggi justru ia gunakan ilmu itu untuk memburu “bangkai-bangkai dunia” meski dengan cara harus mengorbankan agamanya. Semoga kisah Imam Malik ini bisa kita teladani.
(rhs)
[ad_2]
Sumber Artikel KLIK DISINI