[ad_1]
loading…
Kritikus mengatakan struktur baru di sekitar Masjidilharam merusak pemandangan dan mengalihkan perhatian dari Kakbah dan tempat-tempat suci di sekitarnya. (MEE)
Perkembangan tersebut bertepatan dengan ledakan perjalanan udara pada tahun 1970-an, yang semakin memudahkan jemaah haji untuk mencapai Kota Suci Makkah dan Madinah .
Itu juga menciptakan peningkatan permintaan untuk ziarah dan segera setelah pekerjaan awal selesai, kebutuhan untuk perluasan lebih lanjut menjadi jelas.
Tawaf tahun 1909 yang diabadikan Abd al-Ghaffar. (Perpustakaan Kongres/MEE)
Menurut Midle East Eye (MEE), perluasan besar Masjidilharam berikutnya dimulai pada 1990-an dalam sebuah proyek yang diawasi oleh arsitek Mesir Muhammed Kamal Ismail. Dia memperkenalkan paving marmer yang sekarang sudah dikenal, yang bersumber dari pegunungan di Yunani.
Batu tersebut memastikan tanah yang dipijak para peziarah tetap sejuk, meski dalam kondisi cuaca yang terik.
Penambahan baru-baru ini ke area Masjidilharam termasuk kompleks Abraj al-Bayt setinggi 2.099 kaki yang mengesankan, yang menampung hotel dan pusat perbelanjaan.
Masjidil Haram pada tahun 1937. (MEE)
Pembangunan tersebut dilakukan bersamaan dengan perluasan lebih lanjut masjid itu sendiri yang kini mampu menampung sekitar 2,5 juta orang. Kritikus mengatakan struktur baru di sekitar Masjidilharam merusak pemandangan dan mengalihkan perhatian dari Kakbah dan tempat-tempat suci di sekitarnya.
Masjidilharam tahun 2000. (MEE)
(mhy)
[ad_2]
Sumber Artikel KLIK DISINI