[ad_1]

loading…

Ahmed Deedat. Foto/Ilustrasi: Ist

Berikut ini dialog Syekh Ahmed Hussein Deedat (1918-2005) atau Ahmed Deedat dengan seorang dominee, Van Heerden, tentang Nabi Yahya, Yesus dan Nabi Muhammad SAW dalam ramalan Perjanjian Baru.

Ahmed Deedat adalah seorang ulama Islam yang menekuni bidang perbandingan agama. Dialog dilakukan di kediaman Dominee di Transvaal atau Republik Afrika Selatan . Pada kesempatan itu, Van Heerden juga mengajak ayah mertuanya bergabung dalam diskusi.

Dialog ini kali menjadi monolog ketika Ahmed Deedat lebih banyak menjelaskan mengenai ramalan Perjanjian Baru tentang Nabi Muhammad SAW.

Berikutpenuturan Ahmad Deedat kepada Dominee Van Heerden sebagaimana dinukil dari buku berjudul “The Choice Islam and Christianity” yang dalam edisi Indonesia menjadi “Dialog Islam Kristen” (Pustaka Al-Kautsar, 1999).

Pada Perjanjian Baru, kita temukan bahwa orang-orang Yahudi masih mengharapkan terpenuhinya ramalan “Seorang seperti Musa”, lihat Yohanes 1:19-25. Ketika Yesus menyatakan sebagai Mesias dari orang-orang Yahudi, mereka mulai bertanya dimana Elia?

Orang-orang Yahudi mempunyai sebuah ramalan paralel bahwa sebelum kedatangan Mesias, Elia harus datang terlebih dahulu pada kedatangannya yang kedua.

Yesus menyatakan kepercayaan Yahudi ini: “… Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu, ‘Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia’, … Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.” (Injil – Matius 17: 11-13)

Menurut Perjanjian Baru, bangsa Yahudi bukanlah orang-orang yang menerima begitu saja kata-kata siapa pun yang akan menjadi Mesias. Dalam penyelidikannya mereka mengalami kesulitan yang hebat dalam menemukan Mesias yang benar.

Dan, kitab Yohanes menyatakan, “Dan inilah kesaksian Yohanes,” (pembaptis) “Ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia, ‘Siapakah engkau?’

Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya, Aku bukan Mesias’.” (Hal ini wajar karena tidak mungkin ada 2 Mesias pada saat bersamaan. Jika Yesus adalah Mesias maka Yohanes tidak mungkin Mesias!)

Dan, mereka bertanya kepadanya, “Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?”

Dia menjawab, “Bukan!”

Di sini Yohanes Pembaptis bertentangan dengan Yesus ! Yesus menyatakan bahwa Yohanes adalah Elia dan Yohanes menyangkal bahwa dia adalah yang dimaksud oleh Yesus.

Satu dari dua (Yesus atau Yohanes) dilarang Tuhan! Benar-benar tidak berbicara kebenaran. Pada kesaksian Yesus sendiri, Yohanes Pembaptis adalah nabi terbesar bangsa Israel:

Aku berkata kepadamu, “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis …” (Injil – Matius 11: 11)

Kita umat Islam mengetahui bahwa Yohanes Pembaptis adalah Nabi Yahya Alaihis-salam. Kita memuliakannya sebagai nabi yang benar dari Allah. Nabi Suci Yesus, kita kenal sebagai Isa Alaihis-salam, dia juga dimuliakan sebagai utusan yang hebat dari Yang Maha Kuasa.

Bagaimana kami umat Islam menyatakan salah satu dari mereka berbohong?

Kita tinggalkan masalah antara Yesus dan Yohanes agar dipecahkan oleh umat Kristen, karena kitab suci mereka mengandung banyak ketidaksesuaian yang telah mereka sembunyikan sebagai “pernyataan gelap tentang Yesus”.

[ad_2]

Sumber Artikel KLIK DISINI